Selasa, 16 April 2013

labirin mindset untuk mahasiswa


LABIRIN MINDSET UNTUK MAHASISWA
“silakan anda berpikr”

Oleh : Wahyu t

Mahasiswa, ada apa dengan mahasiswa?, kalau di dunia perfilman dulu juga ada pertanyaan, ada apa dengan cinta?,terus,  apa hubunganya cinta dengan mahasiswa? Apa hubungannya dunia perfilman dengan dunia kampus? Ya ada hubungannya donk, kalo kita pinter (ngeles) semua itu pasti ada hubungannya, jadi hubungannya adalah, cinta yang dalam dunia perfilman itu adalah nama seorang pelajar SMA yang diceritakan nantinya akan jatuh cinta pada rangga, hubungannya dengan mahasiswa adalah apakah nanti selesai menempuh SMA cinta akan lanjut jadi mahasiswa? Lalu di dunia kampus nanti apakah cinta akan jatuh cinta lagi? Karena cinta ditinggal rangga pergi ke amerika? Terus, si rangga gimana? Padahal kalo cinta jatuh cinta lagi, rangga belum tentu jatuh cinta dengan mahasiswi di amerika? Terus, apa benar rangga di amerika jadi mahsiswa? Oke, STOP!, ini sebenarnya ga penting untuk dibahas, tulisan diatas Cuma buat orang yang mau tahu hubungan antara cinta, rangga, kampus dan mahasiswa.
                Oke masalah sebenarnya adalah, sebenarnya bagaimanakah kriteria seorang mahasiswa yang baik?, terus apa hubungannya sama cinta? Ehem, oke kembali pada duduk permasalahan, apakah mahasiswa yang baik adalah, mahasiswa yang rajin masuk kelas, mengikuti semua mata kuliah dengan baik, setiap akhir semester mendapatkan IP kumulatif, selalu dapat beasiswa, lulus tepat waktu, setelah jadi sarjana, bekerja secara mapan disebuah perusahan yang bonafit, atau mahasiswa yang baik adalah, mahasiswa yang rajin masuk keas, mengikuti msemua mata kuliah dengan baik, mengikuti organisasi kemahasiswaan, menjadi aktifis kampus, rajin ikut aksi,  setiap akhir semester IP tidak kumulatif tapi setidaknya tiga koma sekian-sekian, selalu dapat beasiswa, lulus tepat  waktu, setelah jadi sarjana tetap jadi aktifis kemasyarakatan sembari kerja di perusahaan bonafit dengan posisi yang mapan, atau mahasiswa yang jarang bahkan hampir tidak pernah masuk kuliah, mengikuti semua mata kuliah dengan ugal-ugalan, atau setidaknya hanya mengikuti mata kuliah yang disenangi dengan dosen yang menyenangkan, aktif di organisasi kemahasiswaan, jadi aktifis kampus, setiap akhir semester IP selalu dibawah rata-rata, kalaupun dapat IP tiga koma sekian-sekian bisa langsung slametan, ga pernah ikut aksi, lulus di waktu yang tepat, setelah jadi sarjana, pilihannya antara jadi interpreneur atau bambung, silahkan kombinasikan secara acak criteria-kriteria diatas, jika ada yang tidak masuk dalam criteria anda, silakan ditambahkan.
                Ini sebenarnya masalah yang sangat serius, saya yakin masing-masing mahasiswa punya opini tentang bagaimana dan seperti apa mahasiswa yang baik itu, percaya atau tidak mahasiswa terkadang nyaris terjerat dalam labirin yang dinamakan mindset, mindset perindividu mahasiswa melawan mindset para staf kampus, melawan mindset masyarakat, melawan mindset orang tua yang menguliahkan anakanya, serta melawan mindset sesama mahasiswa, ini bisa jadi runyam kalau dari diri kita pribadi sebagai mahasiswa, tidak bisa menemukan pola dasar dari mahasiswa itu sendiri, karena pada ujung-ujungnya yang jadi tuntutan adalah tanggung jawab kita sebagai individu yang tepelajar.
                Tujuan dari tulisan ini sendiri bukanlah  menuntut siapun yang membacanya untuk jadi mahasiswa yang seperti ini-itu, bukan pula memberikan pencerahan tentang bagaimana dan seperti apakah mahasiswa yang baik itu, tapi setidaknya tulisan ini mengajak anda untuk membaca, kemudian berpikir, dan kemudian bergerak, untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa yang saya tanyakan serta pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin jawabannya tidak anda ketahui sebelumnya, karena sebagian orang malas beranggapan bahwa “membaca” adalah hal yang tidak perlu atau tidak penting, itu salah, saya berani berkata salah karena pada dasarnya kita memeng perlu membaca, kita perlu bergerak, kita perlu bertanya, kita perlu menemukan jawaban, karena sejatinya yang kita baca bukan hanya tulisan,tapi juga situasi dan kondisi, sebagai makhluk sosialpun,  entah mahasiswa atau bukan, kaum borjuis atau proletar, kita masing-masing punya tanggung jawab moral atas apapun yang kita perbuat, atas apapun yang kita dapatkan dan atas apapun yang kita berikan. Saya pikir mustahil bagi kita untuk jadi makhluk yang sempurna, tapi setidaknya kita harus berusaha, berusaha untuk mendekati sempurna, tak perku jadi yang sempurna karena sejatinya tidak ada yang sempurna didunia ini, mendekati sempurna sudah cukup.
                Ini benar-benar ngelantur, saya jadi menulis kemana-mana, bahkan di ujung topik penulisan pun saya jadi seperti motivator, haha, silahkan anda mengkritik tulisan saya ini, silahkan memberikan komentar dan saran. Oke, jika saya terus ngotot untuk meneruskan tulisan ini, bisa jadi saya malah menyambungkan tulisan ini ke berita perselingkuhan selebriti, atau tentang dagangan tek-tek bang amat yang tidak laku gara-gara hujan, sekian dan terimakasih (why)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar