LABIRIN MINDSET UNTUK MAHASISWA
“silakan
anda berpikr”
Oleh : Wahyu t
Mahasiswa, ada
apa dengan mahasiswa?, kalau di dunia perfilman dulu juga ada pertanyaan, ada
apa dengan cinta?,terus, apa hubunganya
cinta dengan mahasiswa? Apa hubungannya dunia perfilman dengan dunia kampus? Ya
ada hubungannya donk, kalo kita pinter (ngeles) semua itu pasti ada
hubungannya, jadi hubungannya adalah, cinta yang dalam dunia perfilman itu
adalah nama seorang pelajar SMA yang diceritakan nantinya akan jatuh cinta pada
rangga, hubungannya dengan mahasiswa adalah apakah nanti selesai menempuh SMA
cinta akan lanjut jadi mahasiswa? Lalu di dunia kampus nanti apakah cinta akan
jatuh cinta lagi? Karena cinta ditinggal rangga pergi ke amerika? Terus, si
rangga gimana? Padahal kalo cinta jatuh cinta lagi, rangga belum tentu jatuh
cinta dengan mahasiswi di amerika? Terus, apa benar rangga di amerika jadi
mahsiswa? Oke, STOP!, ini sebenarnya ga penting untuk dibahas, tulisan diatas
Cuma buat orang yang mau tahu hubungan antara cinta, rangga, kampus dan
mahasiswa.
Oke
masalah sebenarnya adalah, sebenarnya bagaimanakah kriteria seorang mahasiswa
yang baik?, terus apa hubungannya sama cinta? Ehem, oke kembali pada duduk
permasalahan, apakah mahasiswa yang baik adalah, mahasiswa yang rajin masuk
kelas, mengikuti semua mata kuliah dengan baik, setiap akhir semester
mendapatkan IP kumulatif, selalu dapat beasiswa, lulus tepat waktu, setelah
jadi sarjana, bekerja secara mapan disebuah perusahan yang bonafit, atau
mahasiswa yang baik adalah, mahasiswa yang rajin masuk keas, mengikuti msemua
mata kuliah dengan baik, mengikuti organisasi kemahasiswaan, menjadi aktifis
kampus, rajin ikut aksi, setiap akhir
semester IP tidak kumulatif tapi setidaknya tiga koma sekian-sekian, selalu
dapat beasiswa, lulus tepat waktu,
setelah jadi sarjana tetap jadi aktifis kemasyarakatan sembari kerja di
perusahaan bonafit dengan posisi yang mapan, atau mahasiswa yang jarang bahkan
hampir tidak pernah masuk kuliah, mengikuti semua mata kuliah dengan
ugal-ugalan, atau setidaknya hanya mengikuti mata kuliah yang disenangi dengan
dosen yang menyenangkan, aktif di organisasi kemahasiswaan, jadi aktifis
kampus, setiap akhir semester IP selalu dibawah rata-rata, kalaupun dapat IP
tiga koma sekian-sekian bisa langsung slametan, ga pernah ikut aksi, lulus di
waktu yang tepat, setelah jadi sarjana, pilihannya antara jadi interpreneur
atau bambung, silahkan kombinasikan secara acak criteria-kriteria diatas, jika
ada yang tidak masuk dalam criteria anda, silakan ditambahkan.
Ini
sebenarnya masalah yang sangat serius, saya yakin masing-masing mahasiswa punya
opini tentang bagaimana dan seperti apa mahasiswa yang baik itu, percaya atau
tidak mahasiswa terkadang nyaris terjerat dalam labirin yang dinamakan mindset,
mindset perindividu mahasiswa melawan mindset para staf kampus, melawan mindset
masyarakat, melawan mindset orang tua yang menguliahkan anakanya, serta melawan
mindset sesama mahasiswa, ini bisa jadi runyam kalau dari diri kita pribadi
sebagai mahasiswa, tidak bisa menemukan pola dasar dari mahasiswa itu sendiri,
karena pada ujung-ujungnya yang jadi tuntutan adalah tanggung jawab kita
sebagai individu yang tepelajar.
Tujuan
dari tulisan ini sendiri bukanlah menuntut siapun yang membacanya untuk jadi
mahasiswa yang seperti ini-itu, bukan pula memberikan pencerahan tentang
bagaimana dan seperti apakah mahasiswa yang baik itu, tapi setidaknya tulisan
ini mengajak anda untuk membaca, kemudian berpikir, dan kemudian bergerak,
untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa yang saya tanyakan serta
pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin jawabannya tidak anda ketahui
sebelumnya, karena sebagian orang malas beranggapan bahwa “membaca” adalah hal
yang tidak perlu atau tidak penting, itu salah, saya berani berkata salah karena
pada dasarnya kita memeng perlu membaca, kita perlu bergerak, kita perlu
bertanya, kita perlu menemukan jawaban, karena sejatinya yang kita baca bukan
hanya tulisan,tapi juga situasi dan kondisi, sebagai makhluk sosialpun, entah mahasiswa atau bukan, kaum borjuis atau
proletar, kita masing-masing punya tanggung jawab moral atas apapun yang kita
perbuat, atas apapun yang kita dapatkan dan atas apapun yang kita berikan. Saya
pikir mustahil bagi kita untuk jadi makhluk yang sempurna, tapi setidaknya kita
harus berusaha, berusaha untuk mendekati sempurna, tak perku jadi yang sempurna
karena sejatinya tidak ada yang sempurna didunia ini, mendekati sempurna sudah
cukup.
Ini
benar-benar ngelantur, saya jadi menulis kemana-mana, bahkan di ujung topik
penulisan pun saya jadi seperti motivator, haha, silahkan anda mengkritik
tulisan saya ini, silahkan memberikan komentar dan saran. Oke, jika saya terus
ngotot untuk meneruskan tulisan ini, bisa jadi saya malah menyambungkan tulisan
ini ke berita perselingkuhan selebriti, atau tentang dagangan tek-tek bang amat
yang tidak laku gara-gara hujan, sekian dan terimakasih (why)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar